Manfaat Brokoli: Lindungi Usus, Cegah Diabet dan Kanker

Manfaat Brokoli:  Lindungi Usus, Cegah Diabet dan Kanker

Sayur brokoli-instagram-@graceful_hydroponics

HARIAN DISWAY - Sudah tidak asing rasanya mendengar orang tua mendorong buah hatinya untuk mengonsumsi sayur. Pernahkah anda bertanya-tanya memang seperti apa dampak sayur bagi tubuh? Ilmuwan asal Penn State University sudah menemukan jawabannya.

 

Penelitian itu menemukan manfaat luar biasa dari jenis sayur cruciferous atau sayur yang berkelopak. Gary Perdew, H. Thomas, dan Dorothy W. Hallowell, selaku Pemimpin Departemen Ilmu Pertanian di Penn State University menyatakan bahwa penelitian itu difokuskan pada salah satu sayur dalam jenis itu: brokoli.

 

BACA JUGA:Alan So, Petani Milenial Gresik yang Kembangkan Sayurganik

BACA JUGA:Profesor Jepang Dengarkan Kisah Kampung Sayur Songo Simomulyo Baru

 

Tim penelitian itu berangkat dari pertanyaan yang selama ini tumbuh bersama mereka sejak kecil. “Kita selalu disuruh memakan sayur, brokoli contohnya, kita hanya tahu bahwa itu baik untuk kesehatan, tetapi kenapa baik? Memangnya apa yang terjadi dalam tubuh saat kita mengonsumsi brokoli,” tulis Perdew dalam penelitiannya.

 


Ilustrasi sakit perut-instagram-@alodokter_id

 

Mereka menemukan fakta bahwa brokoli berperan ganda sebagai pelindung sekaligus peningkat kesehatan usus. Tidak hanya itu, sayur itu juga mencegah berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes tipe 2 dan resiko penyakit kanker.

 

Brokoli mengandung molekul yang berkaitan pada reseptor yang membantu perlindungan lapisan di usus kecil. Mereka menemukan bahwa saat molekul bertemu dengan reseptor, terjadi berbagai aktivitas sel dalam usus yang berhubungan dengan kesehatan.

 

Ada beberapa sel dalam usus kecil yang berperan dalam penjagaan kesehatan. Salah satunya sel goblet yang menciptakan ‘lapisan pelindung’ berbentuk lendir di sepanjang dinding usus. Ada juga sel paneth yang memproduksi lisosom dengan kandungan enzim-enzim pencernaan.

 

Fungsi usus kecil dalam pencernaan begitu krusial karena sebagian besar proses pencernaan terjadi di sana. Proses itu termasuk penyerapan nutrisi makanan mulai dari protein, vitamin, karbohidrat, dan mineral.

 


Ilustrasi laboratorium-instagram-@bsalifestructures

 

Penelitian dilakukan pada dua kelompok tikus. Kelompok pertama mereka beri makanan dengan brokoli 15% (atau setara 3 porsi sayur per hari untuk manusia) dan kelompok kedua dengan makanan lab biasa tanpa ada kandungan brokoli. Mereka menemukan perbedaan signifikan.

 

Saat diteliti, tikus dari kelompok pertama menunjukkan aktivasi ligan reseptor hidrokarbon aril (AHR) yaitu molekul-molekul yang terikat pada reseptor. Sementara tikus kelompok kedua tidak menunjukkan adanya aktivitas AHR yang artinya fungsi usus berubah dan tidak maksimal saat pencernaan.

 

Ada peningkatan jumlah sel goblet (sel pelindung) dan sel paneth (sel pencernaan) pada usus kecil tikus kelompok pertama. Sebaliknya, jumlah dua sel itu pada kelompok lainnya lebih sedikit dan durasi penyerapan nutrisi dalam usus kecil pun jauh lebih pendek. 

 

BACA JUGA:Bau Mulut saat Berpuasa? Begini Cara Mengatasinya Menurut Dokter

BACA JUGA:Yuk Jalan Kaki! 8 Ribu Langkah Bisa Kurangi Risiko Kematian Dini

 

“Penelitian mengungkap mekanisme brokoli yang bermanfaat bagi kesehatan pada tikus dan kemungkinan juga manusia. Ini memberikan bukti kuat bahwa sayuran cruciferous luar biasa manfaatnya, seperti brokoli, kol, dan kubis harus menjadi bagian dari makanan sehari-hari yang sehat,” terang Perdew.


Bagaimana? Apakah anda sudah menyiapkan sayuran cruciferous dalam menu makanan sehari-hari? (Dara Nabila Salsabyla)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: new york post